
Sabtu, 26 Maret 2011
Jumat, 25 Maret 2011
manusia dan penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhar yang artinya menahan atau menangung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan dan lain-lain.
Penderitaan, rasa sakit, dan tersiksa adalah bagian hidup manusia. Tiap manusia pernah dan akan mengalaminya, meskipun kadar penderitaanya, rasa sakit dan rasa tersiksa itu tidak sama. Dalam ajaran Agama Islam, Al-Quran maupun kitab suci agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia sebagai peringatan bagi manusia.
Hampir semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi penderitaan. Dalam riwayat Nabi Muhammad SAW pun, diceritakan bahwa beliau dilahirkan sebagai anak yatim dan kemudian yatim piatu, yang debesarkan kakeknya kemudian pamannya. Beliau mengembala kambing, bekerja pada orang, dan sebagainya. Bahkan sebagaian besar hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.
Dalam riwayat hidup Budha Gautama, yang dipahatkan dalam bentuk relief pada dinding candi Borobudur kita juga melihat adanya penderitaan. Seorang pangeran (Sidharta) yang meninggalkan istana yang gemerlapan, masuk hutan menadi bhiksu dan makan dengan cara mengemis, mengembara di hutan yang penuh penderitaan dan tantangan.
Kalau kita baca riwayat hidup orang-orang besar, semua dimulai dengan penderitaan. Hamka, mengalami penderitaan yang hebat pada masa kecilnya. Namun ia mampu menjadi orang terkenal, orang besar pada zamannya, berkat perjuangan hidupnya melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hatta, yang beberapa kali menjalani pembuangan di tengah hutan Irian Jaya yang penuh belukar dan penyakit, namun Tuhan tetap melindunginya sehingga ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.
Pada waktu kita membaca riwayat hidup para tokoh itu, kita dihadapkan pad jiwa besar, harga diri, berani karena benar, rasa tanggung jawab, semangat membaca, dan sebagainya. Semua itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi bagi kita. Di sana tidak kita temui jiwa munafik, plin-plan, cengeng, dengki, iri, dan sebagainya.
Sebab – sebab yang ditimbulkan karena penderitaan yaitu:
1. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, (orang-orang melankolis)
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
3. Pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting) dan juga sebaliknya terlalu rendah diri (underacting).
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Penderitaan, rasa sakit, dan tersiksa adalah bagian hidup manusia. Tiap manusia pernah dan akan mengalaminya, meskipun kadar penderitaanya, rasa sakit dan rasa tersiksa itu tidak sama. Dalam ajaran Agama Islam, Al-Quran maupun kitab suci agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia sebagai peringatan bagi manusia.
Hampir semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi penderitaan. Dalam riwayat Nabi Muhammad SAW pun, diceritakan bahwa beliau dilahirkan sebagai anak yatim dan kemudian yatim piatu, yang debesarkan kakeknya kemudian pamannya. Beliau mengembala kambing, bekerja pada orang, dan sebagainya. Bahkan sebagaian besar hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.
Dalam riwayat hidup Budha Gautama, yang dipahatkan dalam bentuk relief pada dinding candi Borobudur kita juga melihat adanya penderitaan. Seorang pangeran (Sidharta) yang meninggalkan istana yang gemerlapan, masuk hutan menadi bhiksu dan makan dengan cara mengemis, mengembara di hutan yang penuh penderitaan dan tantangan.
Kalau kita baca riwayat hidup orang-orang besar, semua dimulai dengan penderitaan. Hamka, mengalami penderitaan yang hebat pada masa kecilnya. Namun ia mampu menjadi orang terkenal, orang besar pada zamannya, berkat perjuangan hidupnya melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hatta, yang beberapa kali menjalani pembuangan di tengah hutan Irian Jaya yang penuh belukar dan penyakit, namun Tuhan tetap melindunginya sehingga ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.
Pada waktu kita membaca riwayat hidup para tokoh itu, kita dihadapkan pad jiwa besar, harga diri, berani karena benar, rasa tanggung jawab, semangat membaca, dan sebagainya. Semua itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi bagi kita. Di sana tidak kita temui jiwa munafik, plin-plan, cengeng, dengki, iri, dan sebagainya.
Sebab – sebab yang ditimbulkan karena penderitaan yaitu:
1. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, (orang-orang melankolis)
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
3. Pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting) dan juga sebaliknya terlalu rendah diri (underacting).
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

manusia dan keindahan
Keindahan adalah suatu pemandangan yang bisa kita nikmati, keindahan juga dapat membuat pikiran kita manjadi tenang. Keindahan dalam arti artistik bersifat subyektif, artinya keindahan tersebut merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati. Keindahan artistik ditentukan oleh unsur dinamis berupa kesan yang berubah akibat dunia yang selalu berubah-ubah.Unsur dinamis menyebabkan keindahan artistik juga dinamis, artinya kendahan dinilai sesuai dengan tempat dan jamannya. Dengan demikian, keindahan dalam arti artistik merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati yang selalu berubah kesannya sesuai tempat dan jamannya.
Keindahan sangat berpengaruh bagi manusia. Karena keindahan diperoleh dari kebiasaan manusia dalam berpikir, merasa dan akhirnya mengambil sikap. Bentuk sikap yang muncul, misalnya senang-benci, puas-kecewa, dan sebagainya. Sikap-sikap tersebut dipengaruhi oleh kepekaan seseorang dalam melihat bentuk dan warna yang menimbulkan rasa senang. Dan kesenangan dibagi menjadi 2. Yaitu ;
Keindahan Lahir
Keindahan lahir merupakan hiasan yang secara khusu diberikan Allah kepada sebgian rupa manusia dan sebagian lain tidak diberi-Nya. Hal ini termasuk tambahan penciptaan-Nya seperti firman sebagai berikut: “Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya ” (Fathir:1). Menurut para ulama, maksudnya adalah suara merdu dan rupa yang elok. keindahan lahir yang diberikan Allah perlu dijaga dari kesombongan. karena kadang manusia lupa akan hal ini, merasa hebat akan lahir yang diberi-Nya. Jadi, mengenakan pakaian dan terompah yang bagus tidak apa-apa selagi berniat hanya karena Allah. tandanya, jika merasa hebat, sok pamer terhadap orang lain maka dialah orang yang rugi karena kesombongannya sendiri, dalam kesehariaannya pun orang sekitarnya akan menjauh tidak mencintainya dan tidak nyaman.
Keindahan Batin
Keindahan batin merupakan nikmat Allah yang paling agung diberi pada hamba-Nya. keindahan ini akan terpancar jika bertakwa kepada-Nya. menjaga keindahan ini akan menambah keindahan yang ada semakin bertambah indah. jika keindahan ini digunakan untuk mendurhakai-Nya maka apa yang ada di duni akan diubah, selagi ia masih di dunia. sehingga yang didapatkan sebelumnya akan menjadi kebalikannya, mejadi keburukan dan sesuatu yang menjijikan di hadapan manusia. karena keindahan batin dapat menutupi dan menghapus kekurangan lahir. sedangkan keburukan batin akan menghapus keindahan lahir dan menutupinya.
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
Keindahan sangat berpengaruh bagi manusia. Karena keindahan diperoleh dari kebiasaan manusia dalam berpikir, merasa dan akhirnya mengambil sikap. Bentuk sikap yang muncul, misalnya senang-benci, puas-kecewa, dan sebagainya. Sikap-sikap tersebut dipengaruhi oleh kepekaan seseorang dalam melihat bentuk dan warna yang menimbulkan rasa senang. Dan kesenangan dibagi menjadi 2. Yaitu ;
Keindahan Lahir
Keindahan lahir merupakan hiasan yang secara khusu diberikan Allah kepada sebgian rupa manusia dan sebagian lain tidak diberi-Nya. Hal ini termasuk tambahan penciptaan-Nya seperti firman sebagai berikut: “Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya ” (Fathir:1). Menurut para ulama, maksudnya adalah suara merdu dan rupa yang elok. keindahan lahir yang diberikan Allah perlu dijaga dari kesombongan. karena kadang manusia lupa akan hal ini, merasa hebat akan lahir yang diberi-Nya. Jadi, mengenakan pakaian dan terompah yang bagus tidak apa-apa selagi berniat hanya karena Allah. tandanya, jika merasa hebat, sok pamer terhadap orang lain maka dialah orang yang rugi karena kesombongannya sendiri, dalam kesehariaannya pun orang sekitarnya akan menjauh tidak mencintainya dan tidak nyaman.
Keindahan Batin
Keindahan batin merupakan nikmat Allah yang paling agung diberi pada hamba-Nya. keindahan ini akan terpancar jika bertakwa kepada-Nya. menjaga keindahan ini akan menambah keindahan yang ada semakin bertambah indah. jika keindahan ini digunakan untuk mendurhakai-Nya maka apa yang ada di duni akan diubah, selagi ia masih di dunia. sehingga yang didapatkan sebelumnya akan menjadi kebalikannya, mejadi keburukan dan sesuatu yang menjijikan di hadapan manusia. karena keindahan batin dapat menutupi dan menghapus kekurangan lahir. sedangkan keburukan batin akan menghapus keindahan lahir dan menutupinya.
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.

Langganan:
Postingan (Atom)